Studi proses sakorifikasi dan produksi bieyani fermentasi hidrolisat llikuifikasi pada sagu (merroxylan sagu rottb) oleh sacharomyces cerivisiae rekombinan - Fairus Z. Babgei


Tugas Akhir/Skripsi Kimia
Disusun oleh: Fairus Z. Babgei
Universitas Airlangga
Program Studi Kimia
Fakultas Sains dan Teknologi

Intisari:

Pada penelitian ini telah dilakukan studi tentang proses sakarifikasi dan produksi bioetanol melalui fermentasi hidrolisat likuifaksi pati sagu oleh Saccharomyces cerevisiae rekombinan GLO1. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan Saccharomyces cerevisiae rekombinan GLO1 melangsungkan sakarifikasi dan menghasilkan bioetanol melalui fermentasi hidrolisat likuifaksi pati sagu. Penelitian diawali dengan pembuatan pati sagu yang diperoleh dari pasar tradisional telah lulus uji mikroskopik. Kemudian dilakukan likuifaksi pati sagu dengan konsentrasi pati 20% b/v menggunakan enzim α-amilase dengan konsentrasi enzim 0,04% v/b, dari proses likuifaksi diperoleh hidrolisat likuifaksi dengan DE 98,27. Hidrolisat likuifaksi selanjutnya difermentasi oleh Saccharomyces cerevisiae rekombinan GLO1. Adanya sakarifikasi oleh Saccharomyces cerevisiae rekombinan GLO1 dapat diamati dari kenaikan glukosa pada kurva perubahan glukosa selama proses fermentasi yang menunjukkan adanya aktivitas glukoamilase. Fermentasi hidrolisat likuifaksi serbuk singkong dengan DE 98.27 oleh Saccharomyces cerevisiae rekombinan GLO1 tidak dihasilkan bioetanol. Hal ini diduga karena DE 98,27 melampaui batas toleransi Saccharomyces cerevisiae rekombinan GLO1 untuk menghasilkan bioetanol.
Read more

Penggunaan ekstrak zat warna buah murbei (morus alba L) sebagai indikator alami untuk tirasi asam-basa - Diana Ekowati


Tugas Akhir/Skripsi Kimia
Disusun oleh: Diana Ekowati
Universitas Airlangga
Program Studi Kimia
Fakultas Sains dan Teknologi

Intisari:

Pada penelitian ini dilakukan ekstraksi terhadap zat warna buah murbei untuk diaplikasikan sebagai indikator alami dalam metode volumetri titrasi asam-basa. Tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan kestabilan ekstrak zat warna buah murbei terhadap lama penyimpanan dengan dan tanpa adanya cahaya, mengetahui harga pKInd, menentukan trayek pH, serta mengaplikasikannya sebagai indikator untuk titrasi asam-basa. Penelitian ini menggunakan metode spektrofotometri UV-Vis. Antosianin, zat warna buah murbei diekstrak dengan delapan macam pelarut yaitu akuades, akuades panas, akuades-etanol (1:4; 2:3; 1:1; 3:2; dan 4:1) dan etanol. Pelarut dengan absorbansi terbesar digunakan dalam ekstraksi selanjutnya. Kestabilan ekstrak terhadap lama penyimpanan dengan cahaya dan tanpa cahaya diukur pada λmaksnya selama 24 jam. Nilai pKind didapat dari kurva hubungan antara pH dengan absorbansi. Trayek pH dan aplikasinya ditentukan berdasarkan nilai pKind. Pelarut akuades memberikan absorbansi terbesar pada λmaks 394 nm. Kestabilan ekstrak terhadap lama penyimpanan tanpa cahaya relatif stabil selama 8 jam dan dengan cahaya stabil selama 4 jam. Nilai pKind terletak pada pH 3,15 dan 9,1 dengan trayek pH 2,15-4,15 dan 8,1-10,1. Aplikasi penggunaan ekstrak zat warna buah murbei sebagai indikator asam-basa memberikan hasil yang hampir sama dengan indikator fenolftalein. Titrasi yang dilakukan merupakan titrasi antara asam lemah (CH3COOH) dan basa kuat (NaOH) dengan perubahan warna dari merah muda ke hijau.
Read more