Pengaruh Reverse Demulsifier thd Kualitas Air Injeksi utk Mengatasi Emulsion Blocks pada Proses Waterflooding

Tugas Akhir / Skripsi Kimia
Disusun oleh: Heidy O. Purnamawati
Program Sarjana Universitas Airlangga
Program Studi Kimia
Fakultas Sains dan Teknologi

Intisari:

Penelitian ini bertujuan menentukan kualitas air injeksi D – GS dan R – GS serta kedua air injeksi dapat memenuhi persyaratan sebagai fluida pendesak untuk keperluan proses waterflood dengan menambahkan reverse demulsifier pada kedua air injeksi sehingga konsentrasi oil content dapat sesuai dengan standar MIGAS (25 mg/L). Dalam penelitian ini, digunakan dua sampel air injeksi dan empat sampel air formasi, yaitu air injeksi D - GS terhadap air formasi FW - D1 dan FW - D2 serta air injeksi R - GS terhadap air formasi FW - R1 dan FW - R2. Air injeksi dari lapangan Y direaksikan dengan reverse demulsifier sesuai dengan konsentrasi optimum di lapangan yaitu sebesar 15 mg/L. Bedasarkan hasil uji laboratorium, air injeksi D - GS dan R - GS memiliki konsentrasi TSS 55,00 mg/L dan nilai RPI 84,64 untuk air injeksi D - GS dan konsentrasi TSS 70,00 mg/L dan nilai RPI 103,11. Untuk menanggulangi konsentrasi TSS dan nilai RPI yang tinggi digunakan tiga jenis reverse demulsifier (Rev - S, Rev A - 68, dan Rev A - 78) dengan variasi konsentrasi 10 mg/L, 15 mg/L, dan  20 mg/L larutan yang mengandung reverse demulsifier. Untuk mengetahui efektivitas reverse demulsifier, maka dilakukan pengukuran konsentrasi TSS dan nilai RPI setelah penambahan reverse demulsifier. Air injeksi D - GS yang mengandung 10 mg/L larutan Rev - S dapat menurunkan konsentrasi TSS dari 55,00 mg/L menjadi 8,12 mg/L dan menurunkan konsentrasi oil content dari 37,21 mg/l menjadi     5,49 mg/L. Sedangkan air injeksi R - GS yang mengandung 10 mg/L larutan    Rev – A68 dapat menurunkan konsentrasi TSS dari 70,00 mg/L menjadi 8,47 mg/L dan menurunkan konsentrasi oil content dari 40,32 mg/L menjadi 5,98 mg/L. Penurunan oil content dapat dibuktikan dengan spektrofotometri infamerah (IR) secara kualitatif dan kuantitatif. Spektrum IR menunjukkan adanya gugus hidrokarbon yang menunjukkan bilangan gelombang yakni pada 2925 cm-1 untuk gugus CH2 dan 2960 cm-1 pada gugus CH3.
Read more

Pembuatan Arang Aktif dari Biji Kapuk (Ceiba pentandra L) Sbg Adsorben Zat Warna Rhodamin B

Tugas Akhir / Skripsi Kimia
Disusun oleh: Wahyu D. Widhianti
Program Sarjana Universitas Airlangga
Program Studi Kimia
Fakultas Sains dan Teknologi

Intisari:

Zat warna telah digunakan secara luas, umumnya pada tekstil, kertas, plastik, dan banyak industri lain untuk memberi warna hasil produksi. Dalam air limbah yang dihasilkan industri-industri tersebut terdapat bahan-bahan yang dapat menyebabkan keracunan dan berbahaya. Berbagai metode seperti koagulasi, penukar ion, dan ozonasi telah digunakan untuk menghilangkan zat warna dari air limbah. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui luas permukaan arang aktif yang dibuat dari biji kapuk yang digunakan sebagai adsorben zat warna Rhodamin B dan mengetahui kapasitas adsorpsinya. Pada penelitian ini dilakukan pengaktifan dengan H3PO4 85 % terhadap arang dari biji kapuk untuk meningkatkan penyerapan terhadap zat warna Rhodamin B. Penelitian ini meliputi penentuan waktu kontak optimum, konsentrasi Rhodamin B optimum, massa arang aktif optimum, penentuan pH optimum dan kapasitas adsorpsi arang aktif biji kapuk terhadap zat warna Rhodamin B. Larutan hasil interaksi antara Rhodamin B dengan arang aktif dari biji kapuk diidentifikasi dengan menggunakan Spektrofotometer UV-Vis Shimadzu 1700. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa luas permukaan arang aktif biji kapuk sebesar 58,2856 m²/gram dengan adsorpsi optimum terjadi pada waktu kontak 30 menit, berat arang aktif 0,9999 gram, pH larutan 5, konsentrasi awal larutan Rhodamin B 400 ppm, dan kapasitas adsorpsi arang aktif dari biji kapuk terhadap Rhodamin B sebesar 15,4292 mg Rhodamin B/g arang aktif.
Read more