Pembuatan Komposit Polistiren/Silika

Oleh: Yeni Stiadi, Rahmayeni dan Sartika Sari (FMIPA Unand)

Sintesis komposit polimer organik/anorganik telah menarik perhatian karena partikel ini memiliki sifat gabungan antara material anorganik dan polimer dasar. Berbagai materiai koloid anorganik telah digunakan dalam pembuatan komposit polimer/anorganik seperti silika, titanium dioksida, tembaga oksida, magnesium oksida, alumunium hidroksida, alumina, clay dan karbon hitam. Dari sekian banyak material koloid anorganik, silika lebih banyak dipelajari. Silika dimanipulasi untuk membentuk lapisan kulit atau inti untuk tujuan tertentu. Silika mengandung partikel polimer yang dapat diwarnai dan mempunyai sifat fisik yang bagus dan tahan panas. Partikel komposit sub mikron yang dibuat dari polimer organik dan silika mempunyai aplikasi dalam katalisis, pendukung bioaktif, cat, tempat pengiriman obat, semikonduktor, kromatografi, optik, material pengisi, tempat kemasan produk-produk hasil industri, sebagai sumber pembentukkan silika meso porous dan banyak lagi kegunaan lainnya. (Antonietti, M.,2000, Honda, F.,2002,Xu, X.,2001).

Berbagai metoda telah dikembangkan untuk pembuatan komposit polimer organik/silika antara lain deposisi lapisan demi lapisan, polimerisasi dari monomer organik dengan permukaan yang dimodifikasi silana dan partikel lateks yang diikuti dengan polikondensasi si-alkoksida, polimerisasi dari monomer organik dengan adanya partikel silika, penggabungan partikel koloidal silika pada partikel lateks dengan metoda penyemprotan kering atau ikatan kovalen dan polimerisasi emulsi bebas sabun menggunakan koloid silika. Tissot dan kawan-kawan melaporkan pada deposisi lapisan silika pada partikel latex polistiren digunakan coupling agent untuk menggabungkan kulit dan inti material. (Caruso, F , 1998, Pastoriza-Santos, I., 2001, Tissot, L, 2001).

Salah satu langkah maju telah dibuktikan dalam sintesis komposit polimer organik/anorganik yaitu dalam pembuatan komposit polistiren/silika dengan proses sol gel. Proses ini telah digunakan dalam pembuatan partikel komposit polistiren/silika dengan metoda monodispersi satu tahap. Proses sol gel efektif digunakan pada berbagai teknologi modern seperti pembuatan nanopartikel yang
cukup menarik dipelajari dan banyak penelitian telah dilakukan yaitu nanopartikel polistiren-ZnO. Lapisan ZnO berpori atau bulatan-bulatan berongga terbentuk saat komponen organik dihilangkan kemudian ZnO akan terserap pada permukaan polimer, Hal yang sama juga terjadi pada pembuatan komposit polistiren/silika. Partikel komposit ini bisa saja mengandung dopan seperti molekul pewarna organik yang bergabung baik melalui ikatan kovalen antara pewarna terhadap matriks-matriks atau dengan entrapment secara fisik. (Iskandar, F.,2001, Caruso, F., 1998, Shibata, s., 1994).

Di dalam proses pembuatan komposit polistiren/silika digunakan surfaktan sebagai pengstabil emulsi campuran polistiren dan silika. Surfaktan merupakan bahan untuk menambah kemampuan kestabilan suatu zat agar tetap terdipersi. Surfaktan adalah suatu senyawa yang mengandung gugus hidrofilik dan lipofilik sehingga dapat digunakan sebagai penghubung dua antar muka yang berbeda. Dalam pembentukan komposit pistiren silika, surfaktan bertindak sebagai penghubung antar muka antara polimer polistiren dengan silika sehingga akan membentuk komposit dengan inti (polistiren) dan kulit (silika). (Jeongwoo L, 2006)
Read more

Pengeringan Kunyit Menggunakan Microwave dan Oven

Skripsi / Tugas Akhir Teknik Kimia
Disusun oleh: Adinda Saputra dan Dewi Kusuma N. S
Program Sarjana Universitas Diponegoro
Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik

Ringkasan

Kunyit yang memiliki nama latin Curcuma domestica Val. atau Curcuma longa Koen merupakan tanaman dari family jahe. Kunyit dikenal luas di Indonesia sebagai bahan penyedap dan pewarna makanan, rimpang kunyit sudah sejak zaman dulu digunakan sebagai pewarna kapas, sutera, wol, tikar, dan barang-barang kerajinan lainnya. Dalam rimpang kunyit terkandung senyawa utama yaitu senyawa kurkuminoid yang memberi warna kuning pada kunyit. Kurkuminoid ini, yang kebanyakan berupa kurkumin saat ini menjadi pusat perhatian oleh para peneliti yang mempelajari keamanan, antiinflamasi, sifat antioksidan, efek pencegah kanker, ditambah kemampuannya untuk menurunkan resiko serangan jantung.

Kunyit memiliki banyak kandungan kimia, di antaranya kurkuminoid yang berupa zat warna kuning sebesar 5% (meliputi kurkumin 50 – 60%, bidesmetoksikurkumin dan monodesmetoksikurkumin), minyak atsiri sebesar 6% yang terdiri dari golongan senyawa sesquiterpen dan monoterpen (meliputi alfa dan beta turmeron, zingiberen), fosfor, protein, vitamin C, kalium, dan besi. Kurkumin merupakan komponen terbesar dari ketiga senyawa kurkuminoid tersebut. Penelitian ini menggunakan pengering berupa Oven dan Microwave untuk pemanfaatan kunyit agar tahan lama dan praktis berbasis pada teknologi proses.

Penulisan skripsi ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan berat kunyit setelah dikeringkan dengan Oven dan Microwave menggunakan variable yang sama serta mengetahui perbedaan kadar kurkumin setelah kunyit dikeringkan. Proses pengeringan kunyit dimulai dengan mengupas sejumlah berat kunyit dan dipotong sesuai variable yang ditentukan (0,9 cm; 0,6 cm; 0,3 cm), masing – masing variable ditimbang sebesar 10 gram kemudian dikeringkan dengan menggunakan oven dan microwave pada suhu 65°C, 80°C, dan 120°C. Kunyit yang telah kering kemudian ditimbang.
Read more

Senyawa Kompleks (CoSCN) /H2O2 utk Degradasi Zat Warna Congo RED Secara Fotokatalitik

Tugas Akhir / Skripsi Kimia
Disusun oleh: Okti E. Yanti
Program Sarjana Universitas Airlangga
Program Studi Kimia
Fakultas Sains dan Teknologi

Intisari:

Limbah zat warna yang berasal dari industri tekstil sangat melimpah yang dapat menimbulkan pencemaran lingkungan. Dalam mengembangkan metode untuk mengurangi pencemaran oleh limbah zat warna tekstil yang keberadaannya juga mengganggu lingkungan, maka dilakukan penelitian lebih lanjut tentang pendegradasian zat warna pada limbah industri tekstil menggunakan senyawa kompleks [Co(SCN)]+/H2O2. Zat warna dari limbah industri tekstil yang digunakan adalah congo red. Penelitian ini menggunakan lampu UV sebagai alat pendegradasinya. Konsentrasi sisa congo red diukur kadarnya dengan spektrofotometer UV-Vis. Parameter yang diukur pada degradasi ini adalah variasi volume H2O2 15% dan variasi pH. Hasil degradasi menghasilkan konsentrasi sisa congo red sebesar 8,25 ppm dengan variasi optimum H2O2 15% sebanyak 100 µL dan pH optimum congo red adalah 8. Orde reaksi yang optimum digunakan adalah 1 dengan waktu paruh 1,96 jam.
Read more

Penentuan Kadar Protein pada Susu Bermelamin Melalui Pengendapan dgn asam Asetat Secara Kjeldahl yang Dimodifikasi

Tugas Akhir / Skripsi Kimia
Disusun oleh: Fivien Agustina
Program Sarjana Universitas Airlangga
Program Studi Kimia
Fakultas Sains dan Teknologi

Intisari:

Penelitian tentang penentuan kadar protein pada susu bermelamin melalui pengendapan dengan asam asetat secara Kjeldahl yang dimodifikasi telah dilakukan untuk mengurangi peredaran susu bermelamin yang sangat meresahkan masyarakat. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kondisi optimum serta ketelitian dan ketepatan metode pengendapan pada susu yang mengandung melamin dengan asam asetat. Penelitian ini dilakukan dengan cara memisahkan protein susu dengan melamin melalui pengendapan protein susu menggunakan asam asetat. Protein susu yaitu kasein mengendap sempurna pada pH 4,8 pada saat penambahan 0,7 ml asam asetat 5 %. Setelah itu endapan kasein didestruksi dengan metode Kjeldahl kemudian diukur dengan spektrofotometer UV-Vis menggunakan reagen Nessler. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara kadar protein pada endapan protein susu bermelamin dan kadar protein pada susu yang tidak bermelamin tanpa melalui proses pengendapan. Dari metode pengendapan protein susu bermelamin dengan asam asetat 5 % diperoleh ketelitian sebesar 0,1770 %. Apabila kadar protein dari endapan protein susu bermelamin dibandingkan dengan kadar protein susu tanpa campuran melamin maka akan diperoleh ketepatan sebesar 99,7207 %. Hal ini dapat disimpulkan bahwa metode ini sangat baik digunakan untuk menentukan kadar protein sesungguhnya pada susu yang mengandung melamin.
Read more

Isolasi Identifikasi dan Uji Aktivitas Antioksidan Senyawa Fenolik dari Rimpang Lengkuas (Alpinia galangga)

Tugas Akhir / Skripsi Kimia
Disusun oleh: Lailatul U. Kurnia
Program Sarjana Universitas Airlangga
Program Studi Kimia
Fakultas Sains dan Teknologi

Intisari:

Lengkuas (Alpinia galanga) merupakan salah satu tanaman famili zingiberaceae. Berdasarkan studi literatur, diketahui bahwa dalam rimpang lengkuas terdapat senyawa fenolik dan menunjukkan berbagai aktivitas biologi dan salah satu diantaranya adalah sebagai antioksidan. Tujuan dari penelitian ini adalah melakukan isolasi senyawa fenolik dari rimpang lengkuas dan mengetahui aktivitas antioksidan dari ekstrak etil asetat dan ekstrak metanol dari rimpang lengkuas. Isolasi senyawa fenolik dilakukan dengan metode maserasi menggunakan tiga macam pelarut yang dilakukan secara bertahap, pertama n-heksana kemudian etil asetat dan selanjutnya metanol. Ekstrak etil asetat yang diperoleh dipisahkan dengan kromatografi cair vakum dilanjutkan dengan kromatografi kolom gravitasi sampai diperoleh fraksi komponen utama. Fraksi-fraksi yang hampir murni diuji dengan skrining FeCl3 1% menunjukkan uji positif bahwa dalam fraksi tersebut terdapat senyawa fenolik, kesimpulan ini didukung oleh hasil uji KLT scanner yang memberikan harga λmaks yang sesuai untuk senyawa fenolik. Uji aktivitas antioksidan menggunakan pereaksi DPPH memperlihatkan bahwa ekstrak etil asetat dan ekstrak metanol aktif sebagai antioksidan pada konsentrasi 2,5 ppm sampai 125 ppm.
Read more

Pemisahan dan Karakterisasi Bioaspal dari Tempurung Kelapa dgn Metode Distilasi Pengurangan Tekanan

Tugas Akhir / Skripsi Kimia
Disusun oleh: Dimas E. Prayogo
Program Sarjana Universitas Airlangga
Program Studi Kimia
Fakultas Sains dan Teknologi

Intisari:

Telah dilakukan pemisahan dan karakterisasi bioaspal dari tempurung kelapa dengan menggunakan metode distilasi pengurangan tekanan. Pirolisis tempurung kelapa menghasilkan asap cair dan tar, kemudian asap cair didistilasi dengan pengurangan tekanan hingga 200 mmHg. Distilasi dilakukan untuk mendapatkan residu dari asap cair. Distilasi dilakukan pada suhu dibawah 100 oC, antara 100 oC - 150 oC dan diatas 150 oC, residu bioaspal didapat pada suhu 180 – 190oC. Kemudian bioaspal tersebut diuji dengan uji penetrasi, viskositas maupun titik lembeknya agar diketahui sifat fisiknya jika dibandingkan dengan aspal minyak bumi. Hasil distilasi menunjukkan bahwa dengan metode distilasi pengurangan tekanan dapat menghasilkan bioaspal sebesar 70 mL dari asap cair 250 mL yang dipisahkan pada suhu sekitar 180 -190 oC. Hasil uji fisik pada suhu kamar (25 oC) pada uji viskositas yaitu 230 dPas, untuk uji penetrasi 128 pen dan untuk titik lembeknya 36 oC. Standart aspal minyak bumi pada uji viskositas antara 320 -330 dPas, untuk uji penetrasi yaitu 80 – 99 pen dan uji titik lembek 46 - 54oC. Pada bioaspal tidak memenuhi standart aspal minyak bumi, jadi perlu ditambahkan zat aditif atau kimia untuk memperbaiki sifat bioaspal.
Read more

Penentuan Kadar Surfaktan Anionik Nals Secara Titrasi Potensiometri Menggunakan Pentiter Cetylpyridinium Chloride (CPC)

Tugas Akhir / Skripsi Kimia
Disusun oleh: Ahmad Sirojuddin
Program Sarjana Universitas Airlangga
Program Studi Kimia
Fakultas Sains dan Teknologi

Intisari:

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui validitas dari metode titrasi potensiometri dengan pentiter CPC (Cetylpiridinium Chloride) pada penentuan konsentrasi NaLS. Sebagai pembanding metode dilakukan analisis dengan MBAS (Metilen Blue Active Substance). Untuk mendapatkan kondisi optimum dilakukan optimasi kadar CPC. Hasil optimasi diperoleh kadar optimum CPC sebesar 7 ppm untuk analisis NaLS 1 ppm - 8 ppm yang ditentukan berdasarkan recovery yang paling besar. Hasil pengukuran dianalisis berdasarkan metode analisis statistika kimia untuk mengetahui validasi alat dengan melihat nilai limit deteksi, presisi, akurasi, % recovery dan linieritas. Berdasarkan uji-t didapatkan nilai t-hitung sebesar 6,18 sedangkan harga t-tabel pada taraf kepercayaan 95% adalah 2,228 maka terdapat perbedaan yang bermakna antara metode titrasi potensiometri dan MBAS pada penentuan NaLS. Cetylpiridinium Chloride (CPC) tidak dapat digunakan sebagai pentiter dalam penentuan kadar surfaktan anionik NaLS.
Read more